Hari 6 gue dan seterusnya relatif santai karena memang hanya di seputaran Seoul saja. Jadi hari ini pun gue tidak perlu bangun pagi 

Jadwal hari ini seharusnya gue berada di Busan tapi beberap hari sebelum keberangkatan daerah Korea bagian Selatan terkena bencana Topan Chaba (5 October 2016). Dan karena orang tua kami masing-masing sudah melarang maka dari itu kita batalkan rencana ke Busan walaupun menurut info dari WNI yang tinggal di Busan, kondisi sudah normal tapi nurut aja deh kata orang tua.

Hongdae and Hongik University

Jalanan di Hongdae masih sepi

kaos kaki lucu dan murah di daerah Hongdae

Pagi itu kami memang berencana melihat-lihat daerah Hongdae. Kemudian mampir membeli beberapa pasang kaus kaki lucu lumayan buat oleh-oleh seharga 1000 won. Menurut gue pribadi daerah Hongdae ini tempatnya lengkap mulai dari tersedianya pakaian fashion, aksesoris yang unik-unik, sepatu, jajanan hingga musisi jalanan.

Didepan Hongik University

Beberapa toko masih tutup. Ya memang Hongdae ini ramainya ketika sore hingga malam hari. Setelah berjalan hingga tidak tahu arah dan kebetulan sampai lah di sebuah petunjuk yang mengarahkan ke Hongik University. Niat awal adalah foto-foto didepan kampus, tapi karena rasa penasaran alias kepo pengen melihat kampus di Korea itu seperti apa dan maka masuk lah kami dengan percaya diri yang tinggi layaknya mahasiswa kampus sana. Masuk kedalam salah satu gedung, naik lift, isi botol air dan turun lagi. Cukup sampai situ saja 

Kantin Hongik University

Menu makan siang saat itu di kantin Hongik University

Kebetulan saat itu waktu menunjukkan pukul 12:30, which means it’s lunch time. Lagi-lagi temen gue penasaran (*dibaca kepo) banget mau lihat kantinnya kayak apa, akhirnya mereka pun bertanya pada sebuah mahasiswa dan mahasiswi sekitar. Lokasinya ternyata tidak jauh tapi sulit juga gue jelasinnya karena tidak familiar juga dengan areanya.

Karena tidak tahu aturan membeli makan di kantin ini, gue pun memonitor beberapa mahasiswa yang baru sampai ke kantin dan ingin makan. Gue pun mengambil kesimpulan bahwa jika ingin makan harus membeli kupon terlebih dahulu disalah satu loket kantin. Harga per kupon adalah 3900 won dimana murah banget untuk ukuran makan dibandingkan ditempat makan lainnya. Maklum menyesuaikan kantong mahasiswa hehehe.

Setelah membeli kupon kemudian antri dalam antrian untuk mengambil nasi dan sup mie yang disediakan oleh ahjumma, jangan lupa menaruh kupon kedalam keranjang dekat ahjumma itu berada. Lauknya self service dan yang disediakan hari itu adalah gorengan kentang, gorengan tahu dan kimchi.

Dari segi rasa termasuk biasa aja malah temen gue bilang kurang rasa alias kurang MSG. Tapi dari segi kuantitas, kenyang banget karena memang porsinya cukup banyak.

Insadong

Suasana di Insadong

Toko-toko di Insadong

with pretty Korean woman

Kalendar 2017

Kemudian gue melanjutkan perjalanan menuju Insadong untuk membeli aksesoris sebagai oleh-oleh. Insadong terkenal sebagai tempat belanja untuk membeli aksesoris seperti gantungan kunci, fridge magnets, baju I Love Korea, kalendar artis dan idol Korea, barang antik dan masih banyak lagi. Banyak juga warga lokal yang memakai Hanbok disini.

Ketika gue menemani temen gue untuk borong, ternyata ada penjual toko yang fasih berbahasa Indonesia. Setelah ditanya, ternyata dia belajar bahasa Indonesia dari para pelanggannya yang orang Indonesia juga. Kemampuan berbahasa Indonesia juga hanya sebatas belanja dan tawar-menawar. Memang orang Indonesia dikenal suka menawar jadi si penjual memang sudah tahu 

Snack Kkultarae di Insadong

Disini juga terdapat salah satu snack yang pernah diliput oleh televisi swasta Indonesia yaitu Kkultarae. Terdapat beberapa variasi rasa dimana untuk Peanut dan Almond seharga 5000 won per box. Dan Chocolate, Beknyencho dan Green Tea seharga 7000 won per box. Snack ini termasuk halal untuk dikonsumsi.

Line Friends Flagship Store, Myeongdong

Line Friends Shop Myeongdong

Gigantic Brown di Line Friends Myeongdong

Sudah puas belanja, saatnya melanjutkan perjalanan ke Line Friends Flagship Store di Myeongdong. Line Store sendiri dibagi menjadi 2 kategori yaitu Line Friends Flagship Store yang merupakan toko bertingkat yang menjual barang-barang line bersama dengan kafe yang menggunakan tema line dan Line Friends Store yang merupakan toko lebih kecil yang menjual barang-barang line dan biasanya berada di department store dan di mall.

Terdapat beberapa Line Friends Store di Seoul yang akan gue bahas pada post Line Friends Store di Seoul. Ketika sampai didepan akan disambut dengan Gigantic Brown yang siap diajak berfoto dan tentunya harus harus ngantri. Jujur pas gue ikutan ngantri gue agak malu juga karena rata-rata yang ngantri buat foto itu couples, keluarga dan anaknya, cewe dan cewe.

Barang-barang line

Pose sama Brown Character

Lantai 2 ada James

Tempatnya bagus banget buat foto-foto, it’s very cute to be missed! Barang-barangnya termasuk mahal jadi gue tidak beli apa-apa karena niat awal emang cuma foto-foto. Disini gue dan teman-teman hanya menghabiskan 1 jam untuk berfoto. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Namdaemun Market.

Namdaemun Market

Namdaemun market

Namdaemun Market ini adalah sebuah pasar tradisional. Disini menjual tas, baju, snack khas tradisional Korea dan lain-lain. Saat itu jam 19:00 dan beberapa toko banyak yang sudah tutup. Gue kesini karena teman gue mencari teh ginseng yang dia beli seharga 5000 won per box untuk white powder. Katanya jika red powder bisa lebih mahal lagi. Tidak banyak area disini yang gue explore karena kaki gue sudah capek poooolll. Tapi karena waktu masih terlalu cepat untuk kembali ke Guesthouse, maka teman gue masih pada semangat belanja akhirnya kita menuju Lotte Mart yang berada di Seoul station.

Disini gue pun akhirnya belanja snack, banana milk, gochujang sauce sehingga barang belanjaan gue hari itu berat pooolll. Dan karena kebetulan sedang berlangsungnya Korean Grand Sale 2016 maka kita bisa langsung melakukan Tax Refund Immediately. Lumayan jadi tidak perlu repot-repot ngurus di airport. Karena malam itu gue sadar gue belum makan berat sama sekali akhirnya ketika sampai di penginapan, gue memutuskan membeli kimbab gulung yang dijual tidak jauh dari penginapan seharga 2000 won + masak mie (beli di CU).

P.S: Esok paginya gue pun bercerita kepada salah satu orang yang tinggal di Guesthouse tentang etika makan di kantin kampus bagi orang luar layaknya gue dan teman-teman yang mampir ke Hongik University. Ternyata memang tidak masalah katanya asal kan tidak membuat masalah. Tapi ada beberapa kampus yang memang tidak membolehkan orang luar untuk masuk kedalam gedung kampus. Jika sebatas lingkungan luar masih boleh-boleh saja.

Total Pengeluaran Hari 6